A. Pendahuluan
Islam yang hadir di tengah kerasnya peradaban jahiliyah, melaui Muhammad saw. Akan tetapi untuk selanjutnya Islam mampu bermetamorfosa menyebar hampir ke seluruh penjuru jagad. Setelah masa Rasulullah saw, yang kemudian dilanjutkan oleh masa khulafau-r-rasyidin dan dinasti-dinasti Islam yang muncul sesudahnya. Dan telah berhasil membangun peradaban dan kekuatan politik yang menandingi dinasti besar lainnya pada masa itu, yakni Bizantium dan Persia.
Demikian Islam telah menorehkan tinta emas pada sejarah kehidupan umat manusia. Dan sebagaimana Islam yang datang sebagai rahmatan lil ‘alamin, sehingga Islam mampu berdiri tegak pada setiap masa dan kurun waktu. Realitas spiritual dan metahistorikal yang mentransformasi kehidupan lahir dan batin dari beragam manusia di dalam situasi temporal maupun ruang yang berbeda. Dan secara historis Islam telah memainkan peran yang signifikan dalam perkembangan beberapa aspek pada peradaban dunia.
Dengan pernyataan diatas, memungkinkan adanya pertanyaan “Bagaimana Islam mempengaruhi peradaban dunia?” dan “Bagaimanakah tanggapan dunia terhadap peradaban Islam?”.
B. Sekilas tentang peradaban Islam dan periode kejayaan peradaban Islam
Peradaban Islam adalah bagian-bagian dari kebudayaan Islam yang meliputi berbagai aspek seperti moral, kesenian, dan ilmu pengetahuan, serta meliputi juga kebudayaan yang memilliki sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan, dan ilmu pengetahuan yang luas. Dengan kata lain peradaban Islam bagian dari kebudayaan yang bertujuan memudahkan dan mensejahterakan hidup di dunia dan di akhirat.
Sejalan dengan pengertian tersebut, Islam dalam menegakkan peradabannya tidak hanya memandang satu sisi kehidupan dunia dengan pencapaian kebudayaan yang dapat memajukan peradabannya, akan tetapi juga memperhatikan prinsip pencapaian kebahagiaan kehidupan akhirat, dengan memberikan ajaran dengan cara berkehidupan yang bermoral dan santun dalam memandang keberagaman dunia.
Dengan pernyataan diatas, memungkinkan adanya pertanyaan “Bagaimana Islam mempengaruhi peradaban dunia?” dan “Bagaimanakah tanggapan dunia terhadap peradaban Islam?”.
B. Sekilas tentang peradaban Islam dan periode kejayaan peradaban Islam
Peradaban Islam adalah bagian-bagian dari kebudayaan Islam yang meliputi berbagai aspek seperti moral, kesenian, dan ilmu pengetahuan, serta meliputi juga kebudayaan yang memilliki sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan, dan ilmu pengetahuan yang luas. Dengan kata lain peradaban Islam bagian dari kebudayaan yang bertujuan memudahkan dan mensejahterakan hidup di dunia dan di akhirat.
Sejalan dengan pengertian tersebut, Islam dalam menegakkan peradabannya tidak hanya memandang satu sisi kehidupan dunia dengan pencapaian kebudayaan yang dapat memajukan peradabannya, akan tetapi juga memperhatikan prinsip pencapaian kebahagiaan kehidupan akhirat, dengan memberikan ajaran dengan cara berkehidupan yang bermoral dan santun dalam memandang keberagaman dunia.
Dalam memahami peradaban Islam, amat penting untuk mengingat tidak hanya keragaman seni dan ilmu pengetahuan, tetapi juga keragaman interpretasi teologis dan filosofis pada doktrin-doktrin Islam, bahkan pada bidang hukum Islam. Tidak ada kesalahan yang serius daripada pendapat yang menegaskan bahwa Islam adalah realitas yang seragam, dan peradaban Islam tidak mengapresiasi ciptaan atau eksistensi beragam. Meskipun kesan adanya keseragaman sering mendominasi segala hal yang berkaitan dengan Islam, sisi keragaman di bidang interpretasi agama itu sendiri selalu ada, sebagaimana juga terdapat aspek beragam pada pemikiran dan kultur Islam. Akan tetapi, Nabi Muhammad saw sebagai pembawa ajaran Islam, menganggap bahwa keragaman pendapat para pemikir Muslim adalah sebuah karunia Tuhan. Namun dengan segala keberagamannya tersebut, masih saja terlihat kesatuan yang amat mengagumkan tetap mempengaruhi peradaban Islam, sebagaimana hal tersebut telah mempengaruhi agama yang melahirkan peradaban itu, dan membimbing alur sejarahnya selama berabad-abad.
Demikianlah Islam dengan ajaran suci dan universal sebagaimana yang telah diwahyukan, mengalami perkembangan dari masa ke masa. Adapun penyebaran Islam dan torehan peradabannya ke penjuru dunia, tak kan lepas dari metode dan sistem penyebarannya, mulai dari perdagangan, korespondensi (seperti yang dilakukan Rasulullah dengan mengirim surat kepada para raja Mesir, Persia, dll.), diplomasi politik, sampai pada peperangan perebutan kekuasaan dan pendudukan wilayah.
Sedangkan periode penyebaran Islam dan peradabannya yang dimulai sejak masa Rasulullah saw pada abad ke-6 M hingga saat ini, terdapat masa-masa kejayaan peradaban Islam yang kemudian diwarisi oleh peradaban dunia. Dan pereodisasi peradaban Islam tersebut, secara umum terbagi menjadi 3 (tiga) periode, yang antara lain :
1. Periode klasik
1. Periode klasik
Pada masa ini merupakan masa ekspansi, integrasi dan keemasan Islam. Sebelum wafatnya Nabi Muhammad saw (632 M), seluruh semenanjung Arabia telah tunduk ke bahwah kekuasaan Islam, yang kemudian dilanjutkan dengan ekspansi keluar Arabia pada masa khalifah pertama Abu Bakar ash-Shiddiq, hingga berlanjut pada kekhalifahan berikutnya.
Pencapaian kemenangan Islam pada masa ini adalah dapat dikuasainya Irak pada tahun 634 M, yang kemudian meluas hingga Suria, kemudian pada masa Umar bin Khattab, Islam mampu menguasai Damaskus (635 M) dan tentara Bizantium di daerah Syiria pun ditaklukkan pada perang Yarmuk (636 M), selanjutnya menjatuhkan Alexandria (641 M) dan menguasai Mesir dengan tembok Babilonnya pada masa itu. Dan kekuasaan Islampun meluas hingga Palestina, Syiria, Irak, Persia dan Mesir. Pada masa khalifah Utsman bin Affan, Tripoli dan Ciprus pun tertaklukkan. Walaupun setelah itu terjadi keguncangan politik pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, hingga wafatnya.
Pencapaian kemenangan Islam pada masa ini adalah dapat dikuasainya Irak pada tahun 634 M, yang kemudian meluas hingga Suria, kemudian pada masa Umar bin Khattab, Islam mampu menguasai Damaskus (635 M) dan tentara Bizantium di daerah Syiria pun ditaklukkan pada perang Yarmuk (636 M), selanjutnya menjatuhkan Alexandria (641 M) dan menguasai Mesir dengan tembok Babilonnya pada masa itu. Dan kekuasaan Islampun meluas hingga Palestina, Syiria, Irak, Persia dan Mesir. Pada masa khalifah Utsman bin Affan, Tripoli dan Ciprus pun tertaklukkan. Walaupun setelah itu terjadi keguncangan politik pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, hingga wafatnya.
Kekhalifahan berlanjut pada kekuasaan Bani Umayyah, yang pada masa ini kekuasaan Islam semakin meluas, berawal dti Tunis, Khurasan, Afganistan, Balkh, Bukhara, Khawarizm, Farghana, Samarkand, Bulukhistan, Sind, Punjab, dan Multan. Bukan hanya itu, perluasan dilanjutkan ke Aljazair dan Maroko, bahkan telah membuka jalan ke kawasan Eropa yaitu Spanyol, dan menjadikan Cordova sebagai ibu kota Islam Spanyol. Lebih ringkasnya, pada masa dinasti ini kekuasaan Islam telah menguasai Spanyol, Afrika Utara, Syiria, Palestina, Semenanjung Arabia, Irak, sebagaian dari Asia Kecil, Persia, Afganistan, Pakistan, Turkmenia, Uzbek, dan Kirgis (di Asia Tengah). Sejak kedinastian Bani Umayyah, peradaban Islam mulai menampakkan pamor keemasannya. Walaupun Bani Umayyah lebih memusatkan perhatiannya pada kebudayaan Arab. Benih-benih peradaban baru tersebut antara lain perubahan bahasa administrasi dari bahasa Yunani dan Pahlawi ke bahasa Arab, dengan demikian bahasa Arab menjadi bahasa resmi yang harus dipelajari, hingga mendorong Imam Sibawaih menyusun Al-Kitab yang menjadi pedoman dalam tata bahasa Arab.
Pada saat itu pula (± abad ke-7 M), bermunculan sastrawan-sastrawan Islam, dengan berbagai karya besar antara lain sebuah novel terkenal Laila Majnun yang ditulis oleh Qais al-Mulawwah. Lain dari pada itu, dengan adanya pusat kegiatan ilmiah di Kufah dan Basrah, bermunculan ulama bidang tafsir, hadits, fiqh, dan ilmu kalam. Pada bidang ekonomi dan pembangunan, Bani Umayyah di bawah pimpinan Abd al-Malik, telah mencetak alat tukar uang berupa dinar dan dirham. Sedangkan pembangunan yang dilakukan adalah pembangunan masjid-masjid di Damaskus, Cordova, dan perluasan masjid Makkah serta Madinah, termasuk al-Aqsa di al-Quds (Yerussalem), juga pembangunan Monumen Qubbah as-sakhr, juga pembangunan istana-istana untuk tempat peristirahatan di padang pasir, seperti Qusayr dan al-Mushatta. Setelah kekuasaan Bani Umayyah menurun, dan ditumbangkan oleh Bani Abbasiyah pada tahun 750 H, kembali Islam dengan perkembangan peradabannya terus menerus bergerak pada kemajuan. Di masa al-Mahdi, perekonomian mengalami peningkatan dengan konsep perbaikan sistem pertanian dengan irigasi, dan juga pertambangan emas, perak, tembaga dan lainnya yang juga meningkat pesat. Bahkan perekonomian menjadi lebih baik setelah dibukanya jalur perdagangan dengan transit antara timur dan barat, dengan Basrah sebagai pelabuhannya. Masa selanjutnya pada masa Harun al-Rasyid, kehidupan sosial pun menjadi lebih mapan dengan dibangunnya rumah sakit, pendidikan dokter, dan farmasi. Hingga Baghdad pada masa itu mempunyai 800 orang dokter. Dilanjutkan pada masa al-Makmun yang lebih berkonsenrasi pada pengembangan ilmu pengetahuan, dengan menerjemahkan buku-buku kebudayaan Yunani dan Sansekerta, dan berdirinya Baitu-l-hikmah sebagai pusat kegiatan ilmiahnya. Yang disusul kemudian dengan berdirinya Universitas Al-Azhar di Mesir. Juga dibangunnya sekolah-sekolah, hingga Baghdad menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Maka, tak dapat dipungkiri lagi bahwa masa-masa ini dikatakan sebagai the golden age. Kemajuan keilmuan dan teknologi Islam mengalami masa kejayaan di masa ini. Munculnya para ilmuwan, filosof dan cendekiawan Muslim telah mewarnai penorehan tinta sejarah dunia. Islam bukan hanya menguasai ilmu pengetahuan dan filsafat yang mereka pelajari dari buku-buku Yunani, akan tetapi menambahkan ke dalam hasil penyelidikan yang mereka lakukan sendiri dalam lapangan sains dan filsafat. Tokoh cendekiawan Muslim yang terkenal adalah Muhammad bin Musa al-Khawarizmi sebagai metematikawan yang telah menelurkan aljabar dan algoritma, al-Fazari dan al-Farghani sebagai ahli astronomi (abad ke VIII), Abu Ali al-Hasan ibnu al-Haytam dengan teori optika (abad X), Jabir ibnu Hayyan dan Abu Bakar Zakaria ar-Razi sebagai tokoh kimia yang disegani (abad IX), Abu Raihan Muhammad al-Baituni sebagai ahli fisika (abad IX), Abu al-Hasan Ali Mas’ud sebagai tokoh geografi (abad X), Ibnu Sina sebagai seorang dokter sekaligus seorang filsuf yang sangat berpengaruh (akhir abad IX), Ibnu Rusyd sebagai seorang filsuf ternama dan terkenal di dunia filsafat Barat dengan Averroisme, dan juga al-Farabi yang juga seorang filsuf Muslim.
Pada saat itu pula (± abad ke-7 M), bermunculan sastrawan-sastrawan Islam, dengan berbagai karya besar antara lain sebuah novel terkenal Laila Majnun yang ditulis oleh Qais al-Mulawwah. Lain dari pada itu, dengan adanya pusat kegiatan ilmiah di Kufah dan Basrah, bermunculan ulama bidang tafsir, hadits, fiqh, dan ilmu kalam. Pada bidang ekonomi dan pembangunan, Bani Umayyah di bawah pimpinan Abd al-Malik, telah mencetak alat tukar uang berupa dinar dan dirham. Sedangkan pembangunan yang dilakukan adalah pembangunan masjid-masjid di Damaskus, Cordova, dan perluasan masjid Makkah serta Madinah, termasuk al-Aqsa di al-Quds (Yerussalem), juga pembangunan Monumen Qubbah as-sakhr, juga pembangunan istana-istana untuk tempat peristirahatan di padang pasir, seperti Qusayr dan al-Mushatta. Setelah kekuasaan Bani Umayyah menurun, dan ditumbangkan oleh Bani Abbasiyah pada tahun 750 H, kembali Islam dengan perkembangan peradabannya terus menerus bergerak pada kemajuan. Di masa al-Mahdi, perekonomian mengalami peningkatan dengan konsep perbaikan sistem pertanian dengan irigasi, dan juga pertambangan emas, perak, tembaga dan lainnya yang juga meningkat pesat. Bahkan perekonomian menjadi lebih baik setelah dibukanya jalur perdagangan dengan transit antara timur dan barat, dengan Basrah sebagai pelabuhannya. Masa selanjutnya pada masa Harun al-Rasyid, kehidupan sosial pun menjadi lebih mapan dengan dibangunnya rumah sakit, pendidikan dokter, dan farmasi. Hingga Baghdad pada masa itu mempunyai 800 orang dokter. Dilanjutkan pada masa al-Makmun yang lebih berkonsenrasi pada pengembangan ilmu pengetahuan, dengan menerjemahkan buku-buku kebudayaan Yunani dan Sansekerta, dan berdirinya Baitu-l-hikmah sebagai pusat kegiatan ilmiahnya. Yang disusul kemudian dengan berdirinya Universitas Al-Azhar di Mesir. Juga dibangunnya sekolah-sekolah, hingga Baghdad menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Maka, tak dapat dipungkiri lagi bahwa masa-masa ini dikatakan sebagai the golden age. Kemajuan keilmuan dan teknologi Islam mengalami masa kejayaan di masa ini. Munculnya para ilmuwan, filosof dan cendekiawan Muslim telah mewarnai penorehan tinta sejarah dunia. Islam bukan hanya menguasai ilmu pengetahuan dan filsafat yang mereka pelajari dari buku-buku Yunani, akan tetapi menambahkan ke dalam hasil penyelidikan yang mereka lakukan sendiri dalam lapangan sains dan filsafat. Tokoh cendekiawan Muslim yang terkenal adalah Muhammad bin Musa al-Khawarizmi sebagai metematikawan yang telah menelurkan aljabar dan algoritma, al-Fazari dan al-Farghani sebagai ahli astronomi (abad ke VIII), Abu Ali al-Hasan ibnu al-Haytam dengan teori optika (abad X), Jabir ibnu Hayyan dan Abu Bakar Zakaria ar-Razi sebagai tokoh kimia yang disegani (abad IX), Abu Raihan Muhammad al-Baituni sebagai ahli fisika (abad IX), Abu al-Hasan Ali Mas’ud sebagai tokoh geografi (abad X), Ibnu Sina sebagai seorang dokter sekaligus seorang filsuf yang sangat berpengaruh (akhir abad IX), Ibnu Rusyd sebagai seorang filsuf ternama dan terkenal di dunia filsafat Barat dengan Averroisme, dan juga al-Farabi yang juga seorang filsuf Muslim.
Selain sains dan filsafat pada masa ini juga bermunculan ulama besar tentang keagamaan dalam Islam, seperti Imam Muslim, Imam Bukhari, Imam Malik, Imam Syafi’I, Abu Hanifah, Ahmad bin Hambal, serta mufassir terkenal ath-Thabari, sejarawan Ibnu Hisyam dan Ibnu Sa’ad. Masih adalagi yang bergerak dalam ilmu kalam dan teologi, seperti Washil bin Atha’, Ibnu al-Huzail, al-Allaf, Abu al-Hasan al-Asyari, al-Maturidi, bahkan tokoh tasawuf dan mistisisme seperti, Zunnun al-Misri, Abu Yazid al-Bustami, Husain bin Mansur al-Hallaj, dan sebagainya. Di dunia sastra pun mengenalkan Abu al-Farraj al-Asfahani, dan al-Jasyiari yang terkenal melalui karyanya 1001 malam, yang telah diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia.
2. Periode pertengahan
Pada periode ini, terdapat periode kemunduran Islam pada sekitar 1250-1500 M. Yang mana satu demi satu kerajaan Islam jatuh ke tangan Mongol, dan kerajaan Islam Spanyol pun mampu ditaklukkan oleh raja-raja Kristen yang bersatu, hingga orang-orang Islam Spanyol berpindah ke kota-kota di pantai utara Afrika. Namun dengan demikian, terdapat kebangkitan kembali kedinastian Islam pada masa 1500-1800 M. Di sana terdapat 3 kerajaan besar, yang menjadi tonggak bejayanya peradaban Islam yang ke-2. Kerajaan besar tersebut adalah Kerajaan Turki Usmani, Kerajaan Safawi Persia, dan Kerajaan Mughal di India.
Karajaan Turki Usmani berhasil mengambil alih Bizantium dan menduduki Konstantinopel (Istambul). Hingga akhirnya kekuasaan Turki Usmani mampu menguasai Asia Kecil, Armenia, Irak, Syiria, Hijaz, Yaman, Mesir, Libya, Tunis, Aljazair, Bulgaria, Yunani, Yugoslavia, Albania, Hongaria, dan Rumania.
Karajaan Turki Usmani berhasil mengambil alih Bizantium dan menduduki Konstantinopel (Istambul). Hingga akhirnya kekuasaan Turki Usmani mampu menguasai Asia Kecil, Armenia, Irak, Syiria, Hijaz, Yaman, Mesir, Libya, Tunis, Aljazair, Bulgaria, Yunani, Yugoslavia, Albania, Hongaria, dan Rumania.
Sedangkan di tempat lain, Persia Islam bangkit dengan dengan Kerajaan Safawi (1252 M), dengan dinasti yang berasal dari Azerbaijan Syaikh Saifuddin yang beraliran Syi’ah. Kekuasaannya menyeluruh hingga seluruh Persia. Dan berbatasan dengan kekuasaan Usmani di barat dan kerajaan Mughal di kawasan timur. Kerajaan Mughal di India, yang berdiri pada tahun 1482 M dengan pendirinya Zahirudin Babur. Kekuasaannya mencakup Afganistan, Lahore, India Tengah, Malwa dan Gujarat. Di India, bahsa Urdu akhirnya menjadi bahasa kerajaan menggantikan bahasa Persia. Dan kemajuannya telah membuat beberapa bukti peninggalan sejarah antara lain, Taj Mahal, Benteng Merah, masjid-masjid, istana-istana, dan gedung-gedung pemerintahan di Delhi. Akan tetapi pada masa kemajuan ini, ilmu pengetahuan tidak banyak diberikan perhatian, namun perhatiannya terhadap seni dalam berbagai bentuk adalah sangat besar, sehingga kerajaan Usmani mendapatkan julukan the patron of art. Ketiga kerajaan besar tersebut lebih banyak memperhatikan bidang politik dan ekonomi. Sedangkan di Barat, mulai menuai kebangkitan dengan melihat jalur yang terbuka ke pusat rempah-rempah dan bahan-bahan mentah dari daerah Timur Jauh melaui Afrika Selatan.
Hingga pada Abad ke-17, di eropa mulai mencul negara-negara kuat, bahkan Rusia mulai maju di bawah Peter Yang Agung. Dan melalui peperangan, Usmani mengalami kekalahan. Dan Safawi Persia pun ditaklukkan oleh Raja Afghan yang mempunyai perbedaan faham. Dan kerajaan Mughal India pecah dikarenakan terjadi pemberontakan dari kaum Hindu, bahkan Inggris pun berperan menguasainya pada tahun 1857 M.
3. Periode Modern
Periode ini dikatakan sebagai periode kebangkitan Islam, yang mana dengan berakhirnya ekspedisi Napoleon di Mesir, telah membuka mata umat Islam akan kemunduruan dan kelemahannya di samping kemajuan dan kekuasaan Barat. Raja dan pemuka-pemuka Islam mulai berpikir mencari jalan keluar untuk mengembalikan keseimbangan kekuatan, yang telah pincang dan membahayakan umat Islam. Sebab Islam yang pernah berjaya pada masa klasik, kini berbalik menjadi gelap. Bangsa Barat menjadi lebih maju dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan peradabannya.
Dengan demikian, timbullah pemikiran dan pembaharuan dalam islam yang disebut dengan modernisasi dalam Islam. Sekian tokoh pembaharu Islam telah mengeluarkan buah pikirannya guna membuat umat Islam kembali maju sebagaimana pada periode klasik. Para tokoh tersebut antara lain, Muhammad bin Abdul Wahab di Arab, Muhammad Abduh, Jamaludin al-Afghani, Muhammad Rasyid Ridha di Mesir, Sayyid Ahmad Khan, Syah Waliyullah, dan Muhammad Iqbal di India, Sultan Mahmud II dan Musthafa Kamal di Turki, dan masih banyak lagi yang lainnya.
C. Transformasi peradaban Islam kepada peradaban barat.
Sekian lamanya Islam melakukan penyebaran ajarannya, hingga lebih dari 14 abad lamanya. Tentunya dari masa perjuangan tersebut telah menorehkan banyak hasil yang dapat dirasakan oleh dunia saat ini walaupun sudah tidak ada lagi kekuasaan Islam yang mutlak. Karena Islam dalam ekspansinya, tidak hanya mengambil keuntungan materi dari daerah yang dapat dikuasai, melainkan ikut membangun dan memajukan peradaban yang ada dan tetap toleran terhadap budaya lokal yang ada.
Hingga peradaban Islam telah memberi kontribusi besar dalam berbagai bidang khususnya bagi dunia Barat. Kontribusi besar tersebut antara lain :
1. Sepanjang abad ke-12 dan sebagian abad ke-13, karya-karya kaum Muslim dalam bidang filsafat, sains, dan sebagainya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, khususnya dari Spanyol. Penerjemahan ini sungguh telah memperkaya kurikulum pendidikan dunia Barat.
2. Kaum muslimin telah memberi sumbangan eksperimental mengenai metode dan teori sains ke dunia Barat.
3. Sistem notasi dan desimal Arab dalam waktu yang sama telah dikenalkan ke dunia barat.
4. Karya-karya dalam bentuk terjemahan, kususnya karya Ibnu Sina (Avicenna) dalam bidang kedokteran, digunakan sebagai teks di lembaga pendidikan tinggi sampai pertengahan abad ke-17 M.
5. Para ilmuwan muslim dengan berbagai karyanya telah merangsang kebangkitan Eropa, memperkaya dengan kebudayaan Romawi kuno serta literatur klasik yang pada gilirannya melahirkan Renaisance.
6. Lembaga-lembaga pendidikan Islam yang telah didirikan jauh sebelum Eropa bangkit dalam bentuk ratusan madrasah adalah pendahulu universitas yang ada di Eropa.
7. Para ilmuwan muslim berhasil melestarikan pemikiran dan tradisi ilmiah Romawi-Persi (Greco Helenistic) sewaktu Eropa dalam kegelapan.
8. Sarjana-sarjana Eropa belajar di berbagaio lembaga pendidikan tinggi Islam dan mentransfer ilmu pengetahuan ke dunia Barat.
9. Para ilmuwan Muslim telah menyumbangkan pengetahuan tentang rumah sakit, sanitasi, dan makanan kepada Eropa.
Demikianlah sumbangan besar Islam atas peradaban dunia Barat, yang selanjutnya jusru dijadikan sebagai pusat peradaban dunia pada saat ini. Hal ini dikarenakan kekonsistensian dunia Barat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologinya. Bahkan karya-karya besar para ilmuwan Muslim tersebut hingga kini masih dapat kita teukan di perpustakaan-perpustakaan internasional, khususnya di Amerika, yang secara profesional dan rapi telah menyimpannya. Sehingga para umat Muslim di masa kini, yang ingin mempelajari lebih banyak tentang khasanah Islam tersebut, harus pergi ke negara Barat (non Islam) agar dapat meminta kembali “permata” yang sementara ini telah mereka pinjam.
D. Tanggapan para pemikir Barat atas peradaban Islam.
Membicarakan masalah tanggapan dunia tentang peradaban Islam, tentunya tidak akan terlepas dari pembicaraan para tokoh di luar Islam dalam menanggapi peradaban Islam yang telah mempengaruhi peradaban dunia saat ini. Sebab dengan mengambil beberapa sampel yang memberikan tanggapan terhadapnya tentulah akan dapat mewakili sejauh mana dunia berkeyakinan bahwa Islam dan peradabannya telah benar-benar ada.
Walaupun pada dasarnya akan ada beberapa kerancuan dalam pemahamannya tentang peradaban Islam itu sendiri. Sebab ada diantaranya yang masih memegang kuat absolutisasi konsep-konsep barat, dan kebanggaan atas superioritasnya, terlebih lagi tentang renaisance yang cenderung berdefinisi tentang “manusia Eropa”. Akan tetapi banyak pula tokoh dunia yang terbuka dan secara intelektual dan spriritual kritis menyadari kemiskinan spiritual modernisme dan mulai mencari kebijakan pada sisi lain dari peradaban dunia. Di antara mereka mengarahkan pada studi objektif, yang semakin meyakinkan mereka akan realitas.
Para penulis tersebut, telah membuahkan karya-karya dengan kerangka tulisan yang berakar pada ajaran Islam yang otentik, walaupun masih dipengaruhi oleh bahasa intelektual Barat. Akan tetapi ini bukan penolakan terhadap ajaran spiritual yang telah mereka yakini turut membangun peradaban Barat tradisional pada masa itu. Bahkan menurut salah satu tokoh orientalis Gustave Lebon, dan telah diterjemahkan oleh Samsul Munir Amin, mengatakan bahwa “(orang Arablah) yang menyebabkan kita mempunyai peradaban, karena mereka adalam imam kita selama enam abad”.
Di satu sisi yang lain Ernest Gellner, dengan teori Triad-nya dalam pembentukan suatu sistem demokrasi, yang mana warga sipil, umat Marxis, dan umat Islam berada dalam satu lingkup persaingan. Yang pada akhirnya, secara evolutif umat Marxis musnah tegerus zaman dan peradaban. Akan tetapi umat Islam tetap eksis dalam percaturan ini, walaupun pada kondisinya Islam secara mentalitas dan kultur bersifat kaku dan baku. Akan tetapi mampu bersaing dengan disertai otoritas politik dan primordialisme yang sama sekali asing dan berbeda dengan nilai-nilai liberal. Dengan demikian, jelaslah bahwa peradaban Islam itu ada bahkan mempengaruhi peradaban dunia.
Marshal G.S. Hodgson, seorang Amerika yang telah berkarya dengan sebuah karya besar The Venture of Islam, telah menyampaikan pesan dengan seobyektif mungkin tentang Islam dan peradabannya serta pengaruhnya terhadap peradaban Barat.
Dari beberapa pendapat tersebut, memberikan bukti bahwa Islam dan peradaban yang telah dibangunnya pada masa lalu, telah memberikan investasi besar pada pencapaian peradaban dunia modern saat ini.
E. Penutup
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas adalah :
1. Penyebaran ajaran Islam dan ekspansinya ke berbagai penjuru dunia telah berhasil membawa kemajuan pada setiap masanya, baik dari segi keagamaan maupun non agama yang berupa ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Para tokoh dan cendekiawan Islam yang telah berhasil mempelajari ilmu-ilmu Yunani dan Sansekerta, telah memberikan pengembangan yang signifikan pada bidangnya masing-masing, jauh sebelum para ilmuwan Barat menemukan teori-teori tentang ilmu pengetahuan.
3. Setelah mengalami beberapa masa menuju modernitas dunia, pada akhirnya banyak para peneliti Barat yang mengakui bahwa peradaban Islam telah mempengaruhi peradaban dunia modern saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, editor : Lihhiati, Ed.1, cet.1 (Jakarta: Amzah, 2009)
Ansary, Abdou Filali, Pembaharuan Islam : dari mana dan hendak ke mana?, terj. Machasin, (Bandung : Mizan, 2009)
Hodgson, Marshal G.S, The Venture of Islam, Iman dan Sejarah Peradaban Dunia, (masa klasik Islam), buku ke-2, Peradaban Kekhalifahan Agung, cet. 1, terj. Mulyadhi Kartanegara, (Jakarta : Paramadina, 2002)
Karim, M. Abdul, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, cet. 2 (Yogyakarta : Pustaka Book Publisher, 2009)
Mansur, Peradaban Islam Dalam Lintasan Sejarah, (Yogyakarta : Global Pustaka Utama, 2004)
Nakosteen, Mehdi, Kontribusi Islam Atas Dunia Intelektual Barata, Deskripsi Analisis Abad Keemasan Islam, terj. Joko S. Kahhar dan Supriyanto Abdullah, cet. 2, (Surabaya : Risalah Gusti, 2003)
Nasr, Seyyed Hossein, Islam : Agama, Sejarah, dan Peradaban, (Surabaya : Risalah Gusti, 2003)
Hingga pada Abad ke-17, di eropa mulai mencul negara-negara kuat, bahkan Rusia mulai maju di bawah Peter Yang Agung. Dan melalui peperangan, Usmani mengalami kekalahan. Dan Safawi Persia pun ditaklukkan oleh Raja Afghan yang mempunyai perbedaan faham. Dan kerajaan Mughal India pecah dikarenakan terjadi pemberontakan dari kaum Hindu, bahkan Inggris pun berperan menguasainya pada tahun 1857 M.
3. Periode Modern
Periode ini dikatakan sebagai periode kebangkitan Islam, yang mana dengan berakhirnya ekspedisi Napoleon di Mesir, telah membuka mata umat Islam akan kemunduruan dan kelemahannya di samping kemajuan dan kekuasaan Barat. Raja dan pemuka-pemuka Islam mulai berpikir mencari jalan keluar untuk mengembalikan keseimbangan kekuatan, yang telah pincang dan membahayakan umat Islam. Sebab Islam yang pernah berjaya pada masa klasik, kini berbalik menjadi gelap. Bangsa Barat menjadi lebih maju dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan peradabannya.
Dengan demikian, timbullah pemikiran dan pembaharuan dalam islam yang disebut dengan modernisasi dalam Islam. Sekian tokoh pembaharu Islam telah mengeluarkan buah pikirannya guna membuat umat Islam kembali maju sebagaimana pada periode klasik. Para tokoh tersebut antara lain, Muhammad bin Abdul Wahab di Arab, Muhammad Abduh, Jamaludin al-Afghani, Muhammad Rasyid Ridha di Mesir, Sayyid Ahmad Khan, Syah Waliyullah, dan Muhammad Iqbal di India, Sultan Mahmud II dan Musthafa Kamal di Turki, dan masih banyak lagi yang lainnya.
C. Transformasi peradaban Islam kepada peradaban barat.
Sekian lamanya Islam melakukan penyebaran ajarannya, hingga lebih dari 14 abad lamanya. Tentunya dari masa perjuangan tersebut telah menorehkan banyak hasil yang dapat dirasakan oleh dunia saat ini walaupun sudah tidak ada lagi kekuasaan Islam yang mutlak. Karena Islam dalam ekspansinya, tidak hanya mengambil keuntungan materi dari daerah yang dapat dikuasai, melainkan ikut membangun dan memajukan peradaban yang ada dan tetap toleran terhadap budaya lokal yang ada.
Hingga peradaban Islam telah memberi kontribusi besar dalam berbagai bidang khususnya bagi dunia Barat. Kontribusi besar tersebut antara lain :
1. Sepanjang abad ke-12 dan sebagian abad ke-13, karya-karya kaum Muslim dalam bidang filsafat, sains, dan sebagainya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, khususnya dari Spanyol. Penerjemahan ini sungguh telah memperkaya kurikulum pendidikan dunia Barat.
2. Kaum muslimin telah memberi sumbangan eksperimental mengenai metode dan teori sains ke dunia Barat.
3. Sistem notasi dan desimal Arab dalam waktu yang sama telah dikenalkan ke dunia barat.
4. Karya-karya dalam bentuk terjemahan, kususnya karya Ibnu Sina (Avicenna) dalam bidang kedokteran, digunakan sebagai teks di lembaga pendidikan tinggi sampai pertengahan abad ke-17 M.
5. Para ilmuwan muslim dengan berbagai karyanya telah merangsang kebangkitan Eropa, memperkaya dengan kebudayaan Romawi kuno serta literatur klasik yang pada gilirannya melahirkan Renaisance.
6. Lembaga-lembaga pendidikan Islam yang telah didirikan jauh sebelum Eropa bangkit dalam bentuk ratusan madrasah adalah pendahulu universitas yang ada di Eropa.
7. Para ilmuwan muslim berhasil melestarikan pemikiran dan tradisi ilmiah Romawi-Persi (Greco Helenistic) sewaktu Eropa dalam kegelapan.
8. Sarjana-sarjana Eropa belajar di berbagaio lembaga pendidikan tinggi Islam dan mentransfer ilmu pengetahuan ke dunia Barat.
9. Para ilmuwan Muslim telah menyumbangkan pengetahuan tentang rumah sakit, sanitasi, dan makanan kepada Eropa.
Demikianlah sumbangan besar Islam atas peradaban dunia Barat, yang selanjutnya jusru dijadikan sebagai pusat peradaban dunia pada saat ini. Hal ini dikarenakan kekonsistensian dunia Barat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologinya. Bahkan karya-karya besar para ilmuwan Muslim tersebut hingga kini masih dapat kita teukan di perpustakaan-perpustakaan internasional, khususnya di Amerika, yang secara profesional dan rapi telah menyimpannya. Sehingga para umat Muslim di masa kini, yang ingin mempelajari lebih banyak tentang khasanah Islam tersebut, harus pergi ke negara Barat (non Islam) agar dapat meminta kembali “permata” yang sementara ini telah mereka pinjam.
D. Tanggapan para pemikir Barat atas peradaban Islam.
Membicarakan masalah tanggapan dunia tentang peradaban Islam, tentunya tidak akan terlepas dari pembicaraan para tokoh di luar Islam dalam menanggapi peradaban Islam yang telah mempengaruhi peradaban dunia saat ini. Sebab dengan mengambil beberapa sampel yang memberikan tanggapan terhadapnya tentulah akan dapat mewakili sejauh mana dunia berkeyakinan bahwa Islam dan peradabannya telah benar-benar ada.
Walaupun pada dasarnya akan ada beberapa kerancuan dalam pemahamannya tentang peradaban Islam itu sendiri. Sebab ada diantaranya yang masih memegang kuat absolutisasi konsep-konsep barat, dan kebanggaan atas superioritasnya, terlebih lagi tentang renaisance yang cenderung berdefinisi tentang “manusia Eropa”. Akan tetapi banyak pula tokoh dunia yang terbuka dan secara intelektual dan spriritual kritis menyadari kemiskinan spiritual modernisme dan mulai mencari kebijakan pada sisi lain dari peradaban dunia. Di antara mereka mengarahkan pada studi objektif, yang semakin meyakinkan mereka akan realitas.
Para penulis tersebut, telah membuahkan karya-karya dengan kerangka tulisan yang berakar pada ajaran Islam yang otentik, walaupun masih dipengaruhi oleh bahasa intelektual Barat. Akan tetapi ini bukan penolakan terhadap ajaran spiritual yang telah mereka yakini turut membangun peradaban Barat tradisional pada masa itu. Bahkan menurut salah satu tokoh orientalis Gustave Lebon, dan telah diterjemahkan oleh Samsul Munir Amin, mengatakan bahwa “(orang Arablah) yang menyebabkan kita mempunyai peradaban, karena mereka adalam imam kita selama enam abad”.
Di satu sisi yang lain Ernest Gellner, dengan teori Triad-nya dalam pembentukan suatu sistem demokrasi, yang mana warga sipil, umat Marxis, dan umat Islam berada dalam satu lingkup persaingan. Yang pada akhirnya, secara evolutif umat Marxis musnah tegerus zaman dan peradaban. Akan tetapi umat Islam tetap eksis dalam percaturan ini, walaupun pada kondisinya Islam secara mentalitas dan kultur bersifat kaku dan baku. Akan tetapi mampu bersaing dengan disertai otoritas politik dan primordialisme yang sama sekali asing dan berbeda dengan nilai-nilai liberal. Dengan demikian, jelaslah bahwa peradaban Islam itu ada bahkan mempengaruhi peradaban dunia.
Marshal G.S. Hodgson, seorang Amerika yang telah berkarya dengan sebuah karya besar The Venture of Islam, telah menyampaikan pesan dengan seobyektif mungkin tentang Islam dan peradabannya serta pengaruhnya terhadap peradaban Barat.
Dari beberapa pendapat tersebut, memberikan bukti bahwa Islam dan peradaban yang telah dibangunnya pada masa lalu, telah memberikan investasi besar pada pencapaian peradaban dunia modern saat ini.
E. Penutup
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas adalah :
1. Penyebaran ajaran Islam dan ekspansinya ke berbagai penjuru dunia telah berhasil membawa kemajuan pada setiap masanya, baik dari segi keagamaan maupun non agama yang berupa ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Para tokoh dan cendekiawan Islam yang telah berhasil mempelajari ilmu-ilmu Yunani dan Sansekerta, telah memberikan pengembangan yang signifikan pada bidangnya masing-masing, jauh sebelum para ilmuwan Barat menemukan teori-teori tentang ilmu pengetahuan.
3. Setelah mengalami beberapa masa menuju modernitas dunia, pada akhirnya banyak para peneliti Barat yang mengakui bahwa peradaban Islam telah mempengaruhi peradaban dunia modern saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, editor : Lihhiati, Ed.1, cet.1 (Jakarta: Amzah, 2009)
Ansary, Abdou Filali, Pembaharuan Islam : dari mana dan hendak ke mana?, terj. Machasin, (Bandung : Mizan, 2009)
Hodgson, Marshal G.S, The Venture of Islam, Iman dan Sejarah Peradaban Dunia, (masa klasik Islam), buku ke-2, Peradaban Kekhalifahan Agung, cet. 1, terj. Mulyadhi Kartanegara, (Jakarta : Paramadina, 2002)
Karim, M. Abdul, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, cet. 2 (Yogyakarta : Pustaka Book Publisher, 2009)
Mansur, Peradaban Islam Dalam Lintasan Sejarah, (Yogyakarta : Global Pustaka Utama, 2004)
Nakosteen, Mehdi, Kontribusi Islam Atas Dunia Intelektual Barata, Deskripsi Analisis Abad Keemasan Islam, terj. Joko S. Kahhar dan Supriyanto Abdullah, cet. 2, (Surabaya : Risalah Gusti, 2003)
Nasr, Seyyed Hossein, Islam : Agama, Sejarah, dan Peradaban, (Surabaya : Risalah Gusti, 2003)
Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kita perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu
BalasHapus